OECD
- Organisation for Economic Co-
operation and Development)
merupakan sebuah organisasi
internasional dengan tiga puluh
negara yang menerima prinsip
demokrasi perwakilan dan ekonomi
pasar bebas. Berawal tahun 1948
dengan nama Organisasi untuk
Kerjasama Ekonomi Eropa ( OEEC -
Organisation for European
Economic Co-operation), dipimpin
oleh Robert Marjolin dari Perancis,
untuk membantu menjalankan
Marshall Plan, untuk rekonstruksi
Eropa setelah Perang Dunia II.
Kemudian, keanggotaannya
merambah negara-negara non-
Eropa, dan tahun 1961, dibentuk
kembali menjadi OECD oleh
Konvensi tentang Organisasi untuk
Kerjasama dan Pengembangan
Ekonomi.
Anggota[1]
Negara anggota OECD (tahun 2010).
Anggota asli berwarna biru gelap.
Terdapat tiga puluh anggota penuh;
[2]25 diantaranya (ditandai dengan *)
dianggap sebagai negara
berpendapatan tinggi oleh Bank
Dunia tahun 2006.
Anggota pendiri (1961):
Amerika Serikat*
Austria*
Belanda*
Belgia*
Britania Raya*
Denmark*
Republik Irlandia*
Islandia*
Italia*
Jerman*
Kanada*
Luksemburg*
Norwegia*
Perancis*
Portugal*
Spanyol*
Swedia*
Swiss*
Turki
Yunani*
Bergabung kemudian (menurut
urutan tahun bergabung):
Jepang* (1964)
Finlandia* (1969)
Australia* (1971)
Selandia Baru* (1973)
Meksiko (1994)
Republik Ceko* (1995)
Korea Selatan* (1996)
Hungaria (1996)
Polandia (1996)
Slovakia (2000)
Chile (2010)
Slovenia* (2010)
Israel* (2010)
Komisi Eropa membantu tugas
OECD, bersama Negara Anggota
UE.[3]
Kandidat anggota
Estonia
Russia
Akan menjadi anggota
Brazil
China
India
Indonesia
Afrika Selatan[4]
Kerangka kerja
Ekonomi [5]
Daya Saing
Pertanian
Pertumbuhan ekonomi
Perusahaan, Industri dan
Servis
Kewilayahan
Pembangunan perdesaan dan
perkotaan
Pembangunan
Masalah-2 Pembangunan
Pemerintahan
Lembaga Pemerintah
Pemberantasan Korupsi
Manajemen Perlayanan Publik
Reformasi peraturan
Kelestarian
Perikanan
Energi
Lingkungan Hidup
Kesinambungan
Pembangunan
Kemasyarakatan
Pendidikan
Ketenaga Kerjaan
Masalah Kesejahteraan
Masyarakat
Kesehatan
Migrasi
Keuangan
Pasar Keuangan
Asuransi dan Pension
Investasi
Perpajakan
Pembaruan
Bioteknologi
Teknologi Informasi dan
komunikasi
Ilmu pengetahuan dan inovasi
Sumber : Wikipedia
Koneksi internet bisa kita manfaatkan untuk mencari beberapa hal,baik segi positif dan negatif.. Banyak hal yang dapat kita peroleh dari koneksi internet ini,salah satunya ilmu pengetahuan.Dengan semakin pesatnya kemajuan zaman,komputer dan internet sudah bisa di jangkau oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia..maka dari itu kita manfaatkan kesempatan ini untuk menggali ilmu pengetahuan dari dunia maya..."MARI BELAJAR DI DUNIA MAYA"
Sabtu, 30 Oktober 2010
Sabtu, 23 Oktober 2010
Defragmentasi Otak
Mas, saya
mahasiswa
jurusan
teknik
informatika
semester 4,
saya kok merasa otak saya bebal
banget, nggak bisa nangkep mata
kuliah dengan sempurna. Gimana
caranya supaya saya bisa cerdas
dan pinter? (Ahmad, Depok)
Hmm, supaya pinter ya belajar mas
hehehe. Kalau dosen jawab seperti
itu pasti disebut basbang alias basi
banget Diskusi masalah kecerdasan
manusia, tentu tidak bisa tanpa
menyinggung masalah otak
manusia, karena disini awal segala
kisruhnya. Kapasitas otak manusia
sangat besar, bahkan ada yang
menyebut tidak terbatas. Hanya
sayangnya orang biasanya hanya
menggunakan 1% dari otaknya,
sedangkan orang jenius berhasil
menggunakan 4-5% otaknya. Lha
kok bisa? Dan bagaimana supaya
kita juga bisa jadi cerdas? Ikuti terus
tulisan ini.
Otak manusia tersusun dari neuron-
neuron yang jumlah totalnya
mencapai 1 trilyun. Walaupun kecil,
konon kabarnya satu neuron itu
memiliki kecepatan pemrosesan
yang setara dengan satu unit
komputer. Adam Kho lewat
bukunya “I am Gifted, So Are You”
mengatakan bahwa otak itu apabila
dituliskan dalam bentuk digital akan
menjadi tulisan sepanjang 10.5 juta
kilometer. Ketika jarak terjauh bumi
dan bulan itu sekitar 406.720 km,
maka kapasitas otak kita setara
dengan 25 kali perjalanan dari bumi
ke bulan. Tambahan informasi lagi,
dari buku Super Great Memori
dikatakan bahwa, jika setiap detik
dimasukkan 10 informasi kedalam
otak kita sampai 100 tahun, maka
otak manusia masih belum terisi
separuhnya. Ada beberapa peneliti
yang mencoba mengkuantifikasi
kapasitas otak, ada yang menyebut
3 terabyte, dan ada juga yang
menyebut mencapai 1000 terabyte.
Sedemikian dahsyatnya kapasitas
otak kita, tapi sayangnya kita hanya
menggunakan kurang dari 1%nya.
Dan orang jenius seperti Albert
Einstein, konon kabarnya juga
hanya menggunakan 5% dari
seluruh kapasitas otaknya.
Artinya apa? Manusia memiliki
kapasitas otak yang sama, yang
implikasinya adalah sebenarnya kita
semua memiliki daya tangkap
terhadap suatu materi pembelajaran
sama. Dan tidak ada manusia bodoh
di muka bumi ini!
Lha kok, tapi di kelas ada yang
cerdas dan ada yang tidak? Itu
karena sistem retrieval (pencarian
kembali) manusia berbeda-beda.
Orang yang cerdas itu adalah orang
yang memiliki sistem retrieval yang
baik. Seperti sebelumnya saya
sebutkan diatas, kapasitas otak
manusia mungkin mencapai 1000
terabyte, bayangkan seandainya
laptop kita berkapasitas 1000
terabyte, pasti lambat melakukan
pencarian file, apalagi kalau letak fisik
filenya tidak tertata dengan baik alias
terpecah-pecah di berbagai tempat
dalam harddisk kita.
Trus gimana caranya supaya sistem
retrievalnya bagus? Ada banyak cara
komputasi yang bisa dilakukan,
paling tidak untuk mengatasi
informasi yang tidak tertata dengan
baik, kita menggunakan tool
defragmenter. Defragmentasi? ya,
lakukan defragmentasi pada
otakmu!
Sebagai catatan, kata wikipedia,
defragmentasi adalah sebuah proses
untuk menangani berkas-berkas
yang mengalami fragmentasi
internal. Sebuah berkas dikatakan
terfragmentasi mana kala berkas
tersebut tidak menempati ruangan
yang saling berdekatan dalam
penyimpanan fisik. Fragmentasi
dapat menyebabkan subsistem
media penyimpanan melakukan
operasi pencarian data yang lebih
banyak, sehingga dengan kata lain
berkas terfragmentasi dapat
memperlambat kerja sistem,
khususnya pada saat melakukan
operasi yang berkaitan dengan
media penyimpanan.
Jadi ketika kita menerima materi
pelajaran, sebenarnya kita semua
berhasil menangkap semua yang
diajarkan oleh guru atau dosen kita.
Namun ada yang kita simpan di
bumi dan ada yang terlempar di
bulan, inilah yang disebut dengan
fragmentasi itu.
Trus gimana caranya supaya kita
bisa mendefragmentasi otak kita?
Caranya adalah dengan
mengulang-ulangi pelajaran.
Mengulang-ulang pelajaran, itu
sama saja dengan menarik materi
yang terlempar di bulan tadi supaya
mendekat ke bumi, sehingga lebih
cepat ketika kita mencari kembali.
Dan ini sesuai dengan yang
dikatakan Adam Kho, bahwa orang
yang cerdas adalah orang yang
neuron-neuronnya saling
tersambung (neuron-connection).
Semakin banyak hubungan
antarneuron, maka semakin cerdas
kita dalam suatu bidang.
Kecerdasan itu bisa kita latih!
Sayapun tidak terlahir secara default
sebagai orang cerdas, masa TK-SD
saya pernah mengalami kendala
sulit membedakan huruf b dan d.
Sampai ada satu ungkapan guru
saya yang masih saya ingat sampai
sekarang, “Rom, b itu yang bokong
(pantat)nya dibelakang, dan d itu
yang bokongnya di depan“. Ada
juga guru yang menyebut saya
terkena disleksia kompleks, plus
ditambahi dengan anak yang suram
masa depannya hehehe sempurna
deh
Jadi? Kalau saya yang disleksia
kompleks saja bisa, kenapa anda
tidak?
Wahai pedjoeangku, ulang-ulangi
pelajaran, banyak mencoba, banyak
membaca, banyak berlatih, telani
satu persatu hal yang belum kamu
pahami, hubungkan neuron-
neuronmu, maka kecerdasan akan
mengikutimu …
(Sumber : romisatriawahono.net/2009/08/10/defragmentasi-otak/)
mahasiswa
jurusan
teknik
informatika
semester 4,
saya kok merasa otak saya bebal
banget, nggak bisa nangkep mata
kuliah dengan sempurna. Gimana
caranya supaya saya bisa cerdas
dan pinter? (Ahmad, Depok)
Hmm, supaya pinter ya belajar mas
hehehe. Kalau dosen jawab seperti
itu pasti disebut basbang alias basi
banget Diskusi masalah kecerdasan
manusia, tentu tidak bisa tanpa
menyinggung masalah otak
manusia, karena disini awal segala
kisruhnya. Kapasitas otak manusia
sangat besar, bahkan ada yang
menyebut tidak terbatas. Hanya
sayangnya orang biasanya hanya
menggunakan 1% dari otaknya,
sedangkan orang jenius berhasil
menggunakan 4-5% otaknya. Lha
kok bisa? Dan bagaimana supaya
kita juga bisa jadi cerdas? Ikuti terus
tulisan ini.
Otak manusia tersusun dari neuron-
neuron yang jumlah totalnya
mencapai 1 trilyun. Walaupun kecil,
konon kabarnya satu neuron itu
memiliki kecepatan pemrosesan
yang setara dengan satu unit
komputer. Adam Kho lewat
bukunya “I am Gifted, So Are You”
mengatakan bahwa otak itu apabila
dituliskan dalam bentuk digital akan
menjadi tulisan sepanjang 10.5 juta
kilometer. Ketika jarak terjauh bumi
dan bulan itu sekitar 406.720 km,
maka kapasitas otak kita setara
dengan 25 kali perjalanan dari bumi
ke bulan. Tambahan informasi lagi,
dari buku Super Great Memori
dikatakan bahwa, jika setiap detik
dimasukkan 10 informasi kedalam
otak kita sampai 100 tahun, maka
otak manusia masih belum terisi
separuhnya. Ada beberapa peneliti
yang mencoba mengkuantifikasi
kapasitas otak, ada yang menyebut
3 terabyte, dan ada juga yang
menyebut mencapai 1000 terabyte.
Sedemikian dahsyatnya kapasitas
otak kita, tapi sayangnya kita hanya
menggunakan kurang dari 1%nya.
Dan orang jenius seperti Albert
Einstein, konon kabarnya juga
hanya menggunakan 5% dari
seluruh kapasitas otaknya.
Artinya apa? Manusia memiliki
kapasitas otak yang sama, yang
implikasinya adalah sebenarnya kita
semua memiliki daya tangkap
terhadap suatu materi pembelajaran
sama. Dan tidak ada manusia bodoh
di muka bumi ini!
Lha kok, tapi di kelas ada yang
cerdas dan ada yang tidak? Itu
karena sistem retrieval (pencarian
kembali) manusia berbeda-beda.
Orang yang cerdas itu adalah orang
yang memiliki sistem retrieval yang
baik. Seperti sebelumnya saya
sebutkan diatas, kapasitas otak
manusia mungkin mencapai 1000
terabyte, bayangkan seandainya
laptop kita berkapasitas 1000
terabyte, pasti lambat melakukan
pencarian file, apalagi kalau letak fisik
filenya tidak tertata dengan baik alias
terpecah-pecah di berbagai tempat
dalam harddisk kita.
Trus gimana caranya supaya sistem
retrievalnya bagus? Ada banyak cara
komputasi yang bisa dilakukan,
paling tidak untuk mengatasi
informasi yang tidak tertata dengan
baik, kita menggunakan tool
defragmenter. Defragmentasi? ya,
lakukan defragmentasi pada
otakmu!
Sebagai catatan, kata wikipedia,
defragmentasi adalah sebuah proses
untuk menangani berkas-berkas
yang mengalami fragmentasi
internal. Sebuah berkas dikatakan
terfragmentasi mana kala berkas
tersebut tidak menempati ruangan
yang saling berdekatan dalam
penyimpanan fisik. Fragmentasi
dapat menyebabkan subsistem
media penyimpanan melakukan
operasi pencarian data yang lebih
banyak, sehingga dengan kata lain
berkas terfragmentasi dapat
memperlambat kerja sistem,
khususnya pada saat melakukan
operasi yang berkaitan dengan
media penyimpanan.
Jadi ketika kita menerima materi
pelajaran, sebenarnya kita semua
berhasil menangkap semua yang
diajarkan oleh guru atau dosen kita.
Namun ada yang kita simpan di
bumi dan ada yang terlempar di
bulan, inilah yang disebut dengan
fragmentasi itu.
Trus gimana caranya supaya kita
bisa mendefragmentasi otak kita?
Caranya adalah dengan
mengulang-ulangi pelajaran.
Mengulang-ulang pelajaran, itu
sama saja dengan menarik materi
yang terlempar di bulan tadi supaya
mendekat ke bumi, sehingga lebih
cepat ketika kita mencari kembali.
Dan ini sesuai dengan yang
dikatakan Adam Kho, bahwa orang
yang cerdas adalah orang yang
neuron-neuronnya saling
tersambung (neuron-connection).
Semakin banyak hubungan
antarneuron, maka semakin cerdas
kita dalam suatu bidang.
Kecerdasan itu bisa kita latih!
Sayapun tidak terlahir secara default
sebagai orang cerdas, masa TK-SD
saya pernah mengalami kendala
sulit membedakan huruf b dan d.
Sampai ada satu ungkapan guru
saya yang masih saya ingat sampai
sekarang, “Rom, b itu yang bokong
(pantat)nya dibelakang, dan d itu
yang bokongnya di depan“. Ada
juga guru yang menyebut saya
terkena disleksia kompleks, plus
ditambahi dengan anak yang suram
masa depannya hehehe sempurna
deh
Jadi? Kalau saya yang disleksia
kompleks saja bisa, kenapa anda
tidak?
Wahai pedjoeangku, ulang-ulangi
pelajaran, banyak mencoba, banyak
membaca, banyak berlatih, telani
satu persatu hal yang belum kamu
pahami, hubungkan neuron-
neuronmu, maka kecerdasan akan
mengikutimu …
(Sumber : romisatriawahono.net/2009/08/10/defragmentasi-otak/)
Langganan:
Postingan (Atom)